Alamat
Jalan Jendral Ahmad Yani No.10, Jambean, Sukorejo, Kec. Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur 62115

Sambut Peringatan HSN, Himatika Gelar Webinar Era Digital dengan Gus Romzi

Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2021 tinggal menghitung hari. Himpunan mahasiswa Prodi Matematika (Himatika) UNU Sunan Giri (UNUgiri) Bojonegoro mengajak para santri milenial untuk upgrading skill di era digital seperti saat ini. 

Untuk itu digelarlah webinar  bertajuk “Santri dalam Menatap Masa Depan Pendidikan Berplatform Digital” yang dihadiri oleh 250 mahasiswa dari Sabang sampai Merauke. Kaprodi Matematika UNU Sunan Giri Bojonegoro, Naning Kurniawati.M.Pd. turut hadir dan membuka acara tersebut, Minggu (17/10/2021). 

“Selamat dan sukses atas terselenggaranya kegiatan dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2021. Semoga pemaparan dari Gus Romzi dapat menambah wawasan mahasiswa, serta bermanfaat bagimu semuanya,” ungkapnya.

Kegiatan webinar dipimpin, Ahmad Al-adhomul Aflahin. Narasumber utama yang hadir pada kesempatan ini merupakan penggiat literasi dengan segudang prestasi, Gus Romzi Ahmad. Selain aktif sebagai asisten Staf Khusus Presiden RI, beliau juga terlibat dalam menyiapkan program-program “Siberkreasi” di berbagai wilayah Republik Indonesia. 

“Tiga poin utama yang menjadi pusat pembicaraan kita pada hari ini, yaitu Pesantren, Pendidikan, dan Digital,” ujarnya. 

Gus Romzi menjelaskan, pesantren adalah pusat berdakwah bagi para ulama. Selain itu, Ki Hajar Dewantara menyebut pesantren sebagai “indigenous way of learning”. Pendidikan yang diterapkan secara terpisah dengan keluarga dan orang tua ini akan membentuk karakter dan kepribadian unggul yang dimiliki oleh santri. 

“Pesantren menyajikan banyak permasalahan baik dalam proses pembelajaran maupun interaksi sosial. Jadi, santri adalah manusia pilihan yang memiliki skill decision making yang jauh lebih matang,” ungkapnya.

Sedangkan pendidikan merupakan sarana transmisi pengetahuan antara guru dengan murid. “Jika berbicara tentang pendidikan, maka kita tidak akan pernah lepas dengan Taksonomi Bloom,” ungkapnya.

Selanjutnya, Gus Romzi menjelaskan perbedaan antara taksonomi bloom model pertama dan model kedua. Menurutnya, Taksonomi Bloom model kedua lebih mengutamakan kualitas proses dalam sebuah pembelajaran. 

Poin terakhir tentang digitalisasi. Percepatan digitalisasi ditekan dengan adanya Pandemi Covid-19. “Covid-19 menimbulkan domino effect dalam pendidikan, baik pada tujuan pembelajaran, maupun peran guru di dalam kelas,” imbuhnya. 

Webinar yang berlangsung melalui zoom meeting dan live streaming YouTube Channel UNUGIRI TV ini dilanjutkan dengan sesi diskusi yang sangat menarik. 

“Santri dapat memberikan banyak kontribusi dalam kehidupan, tergantung pada kemampuannya dalam melakukan manajemen waktu,” pungkasnya. [lis]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *